Postingan

Seni budaya

Musik Arumba merupakan perkembangan dari alat musik Angklung, yang lebih dulu dikembangkan oleh Daeng Sutisna pada 1938. Perjalanan musik ini tidak lepas dari peran Muhammad Udjang Burhan, yang disebut-sebut sebagai tokoh pembaru musik Arumba. Musik Arumba adalah perkembangan dari angklung, yang dilakukan pengembangan dari tangga nada pentatonis ke tangga nada diatonis kromatis. Muhammad Udjang Burhan, yang dikenal sebagai tokoh pembaru musik Arumba, pada awalnya tertarik dengan pertunjukan angklung Daeng yang dilakukan secara massal. Dalam perjalanannya, Burhan lebih tertarik dengan angklung yang dimainkan perorangan. Pada 1960-an, Burhan menyaksikan Aruba, grup musik di bawah arahan Joes Rosadi yang berasal dari Tasikmalaya. Grup Aruba arahan Rosadi menggantungkan angklung-angklung pada sebuah tiang gantungan bertingkat dua, yang masing-masing dimainkan oleh satu orang. Angklung yang bernada pokok digantung di bawah, sedangkan nada-nada sisipan digantungkan di tingkat atas.

Seni budaya

Gambar
  1. Calung   Jika dilihat sekilas, calung memiliki bentuk yang tidak berbeda jauh dengan alat musik tradisional Jawa Barat lainnya, angklung. Biasanya bahan yang digunakan untuk membuat calung adalah bambu jenis awi wulung, atau lebih dikenal dengan nama bambu hitam. Namun tidak sedikit juga yang menggunakan bambu ater sebagai bahan dasar pembuatan alat musik daerah Jawa Barat ini. Calung tergolong ke dalam alat musik tradisional yang dipukul. Cara memainkannya bergantung pada jenis calungnya, yaitu calung rantay dan calung jinjing. Untuk calung rantay, kamu harus memukulnya dengan dua tangan dengan posisi duduk bersila. Sedangkan untuk calung jinjing, kamu bisa memainkannya dengan menggunakan tangan kanan saja, dan tangan kiri untuk memegang alat musik tradisional tersebut. 2. Kecapi   Kecapi merupakan alat musik tradisional Jawa Barat yang memegang peranan penting dalam tembang Sunda. Jika dilihat fungsinya, kecapi dimainkan menjadi dua bagian dalam mengiring...